DHCP Server pada Slackware 12.2

Untuk mengadministrasi sebuah jaringan kecil, pemberian ip statik sangat memudahkan bagi administrator jaringan. Namun jika jaringan sudah mulai luas kemungkinan untuk menggunakan ip yang sama akan lebih besar sehingga menyebabkan konflik. Dengan dasar ini maka penggunaan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) Server sangat dianjurkan.
Fungsi utama dari DHCP Server ini adalah memberikan IP kepada host atau komputer yang tersambung kepada jaringan tersebut secara otomatis. Hal ini hanya berlaku jika komputer tersebut menggunakan setting IP dengan DHCP atau di Windows mengaktifkan pilihan “Obtain IP Address Automatically”. Bagaimana jika tetap menginginkan komputer menggunakan IP statis? bisa saja dengan demikian IP tersebut tidak akan diberikan pada komputer yang akan meminta IP pada DHCP Server atau mengganti IP dari sebuah host yang telah menggunakan IP yang sama dengan IP statik yang digunakan.
Jika terdapat sebuah DHCP Server dengan range IP 192.168.1.22 sampai dengan 192.168.1.50 maka setiap komputer yang terkoneksi pada jaringan tersebut dan mengaktifkan penggunaan DHCP, maka DHCP Server akan memberikan alamat IP pada range diatas yaitu antara 22 – 50, biasanya DHCP Server memberikan IP pada range paling atas terlebih dahulu. Jika pada contoh kita ini baru satu yang menggunakan DHCP maka kemungkinan besar mendapat IP 192.168.1.50. Jika pada jaringan tersebut terdapat sebuah komputer dengan IP Statik dan masih dalam range dari IP DHCP Server maka DHCP Server tidak akan menggunakan IP tersebut untuk diberikan kepada pengguna DHCP yang lain.
Bagaimana dengan Linux Slackware 12.2 sendiri ? Secara default DHCP Server sudah terinstall di mesin Slackware Anda, yakni dhcp-3.0.6-i486-1.
root@server-smkn3tkj:/# ls /var/log/packages/ |grep dhcp
dhcp-3.0.6-i486-1
dhcpcd-2.0.8-i486-1
Anda lihat bahwa di mesin kita telah terinstal paket dhcp-3.0.6-i486-1. Ada satu file yang akan kita edit sesuai dengan kebutuhan dalam membangun DHCP Server, yakni:
/etc/dhcpd.conf
Jika kita lihat isi dalama filenya dengan perintah cat /etc/dhcpd.conf
# dhcpd.conf
#
# Configuration file for ISC dhcpd (see ‘man dhcpd.conf’)
#
file dhcpd.conf masih dalam keadaan kosong berarti sekarang kita akan mengambil dhcpd yang terdapat dari /usr/doc/dhcp-3.0.6/examples/dhcpd.conf melalui cara:
root@server-smkn3tkj:/# cp /usr/doc/dhcp-3.0.6/examples/dhcpd.conf /etc
sekarang Anda harus mengedit file dhcpd.conf didalam direktori /etc/dhcpd.conf
Cara penegditannya seperti ini:
root@server-smkn3tkj:/# mcedit /etc/dhcpd.conf
Pada bagian-bagian inilah yang akan Anda edit:
# option definitions common to all supported networks…
baris:1: option domain-name “example.org”;
baris:2: option domain-name-servers ns1.example.org, ns2.example.org;
Dua baris pertama adalah setting gateway, baris 1 adalah domain-search, tentukan nama domain Anda baca kembali pada tutorial sebelumnya disini untuk menseting DNS. Sedangkan baris 2 adalah namaservernya. Silahkan di edit sesuai dengan kebutuhan. Ini adalah contoh DHCP yang sudah dibuat:
option domain-name “tkj-smk3bgr.net”;
option domain-name-servers 192.168.1.21;
Baris kedua harus diisikan dengan IP Address atau nameserver yang valid, atau Client DHCP kita tidak bisa mengakses public domain. Berhubung pada contoh kali ini sudah ada DNS Server pada IP Address 192.168.1.21 maka itu yang akan gunakan.
Kita juga diharuskan untuk menambahkan baris berikut sesuai aturan dari Internet Systems Consortium. Kalau tidak percaya beri tanda # untuk menjadikannya komentar dan dijamin dhcp servernya tidak mau start.
ddns-update-style ad-hoc;
Opsi untuk menentukan waktu dari DHCP Server untuk melakukan pemberian IP dan pengecekan kembali dari Host apakah masih aktif atau tidak.
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
Berikutnya adalah penentuan range IP Address atau yang dikenal dengan subnet:
Ini contoh default dari dhcpd.conf
# This is a very basic subnet declaration.
subnet 10.254.239.0 netmask 255.255.255.224 {
range 10.254.239.10 10.254.239.20;
option routers rtr-239-0-1.example.org, rtr-239-0-2.example.org;
}
editlah seperti dibawah ini:
# This is a very basic subnet declaration.
subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.1.22 192.168.1.50;
option routers 192.168.1.21;
}
Pada konfigurasi subnet diatas, kita membuat DHCP Server pada network 192.168.1.0 dengan netmask 255.255.255.0 dengan range IP DHCP adalah 192.168.1.22 – sampai dengan 192.168.1.50 Pada bagian ini juga ada option routers yang berarti ip gateway dari IP DHCP. Opsi routers juga bisa ditempatkan diluar (Global) sehingga secara default akan memasukkan option routers pada subnet kecuali disebutkan secara eksplisit.
Berikut adalah config lengkap dari dhpcd.conf yang sudah dibuat :
option domain-name “tkj-smk3bgr.net”;
option domain-name-servers 192.168.1.21;
ddns-update-style ad-hoc;
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.1.22 192.168.1.50;
option routers 192.168.1.21;
}
Selanjutnya tentu saja mengaktifkan dhpcd servernya:
Perintah untuk mengaktifkan dhcp pada sistem slackware Anda:
root@server-smkn3tkj:/# /usr/sbin/dhcpd
Perintah dibawah ini untuk mengaktifkan dhcp ketika sistem slackware di reboot.
echo “/usr/sbin/dhpcd” >> /etc/rc.d/rc.local
Service DHCP Server akan diterapkan pada topologi dibawah ini:
Setelah konfigurasi DHCP Sever selesai dikerjakan pada sistem slackware kita, maka langkah selanjutnya adalah melihat dari sisi client apakah IP DHCP tersebut sudah keterima pada kedua PC client Windows? Jika belum marilah kita ikuti langkah-langkahnya. Lankah ke satu, kita akan coba melihat IP DHCP pada PC client 1 dengan cara masuk ke dalam Run->cmd lalu ketikkan ipconfig /release seperti gambar di bawah ini:

Fungsi dari perintah ipconfig /release adalah untuk Menghapus semua koneksi IP Address.
Langkah ke dua:
ketikan ipconfig /renew seperti gambar di bawah ini:
Fungsi dari perintah ipconfig /renew adalah untuk membuat IP Address baru untuk adapter tertentu.
Langkah ke tiga:
ketikan ipconfig /all seperti gambar di bawah ini:
Fungsi dari perintah ipconfig /all adalah untuk menampilkan informasi konfigurasi koneksi, misalnya Host Name, Primary DNS Type, Ethernet Adapter LAN.
Jika ketika Anda lakukan perintah ipconfig /release pada client dan timbul pesan serpeti dibawah ini:
Windows IP Configuration
The operation failed as no adapter is in the state permissible for this operation”
maka hal yang harus Anda lakukan adalah mengecek apakah computer tersebut sudah memiliki IP? Jika sudah memiliki IP, rubahlah dengan memilih pilihan Obtain an IP address automatically dan Obtain DNS server address automatically.
Untuk PC Client 2 Windows lakukanlah seperti hal yang diatas. Langah terakhir adalah melakukan tes PING ke DNS yang sudah dibangun di sisi Server, dengan cara ping ke www.tkj-smk3bgr.net. Jika Reply, maka hasil konfigurasi DHCP server anda berhasil.
Sebagian Isi tutorial ini di kutip dari: http://makassar-slackers.org/MEMBUAT+DHCP+SERVER
http://ndra07.wordpress.com/2009/03/18/dhcp-server-pada-slackware-122/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memperbaiki Flashdisk Tidak bisa di Copy

Cara mudah setting DHCP server di Mikrotik

Kumpulan Aplikasi nokia 9300 s80